Ahad, Januari 17, 2010

ADAB BERDEBAT DAN BERDIALOG

ADAB BERDEBAT DAN DIALOG


Debat dan dialog adalah diskusi antara dua orang atau lebih untuk menyelesaikan permasalahan atau perselisihan yang timbul. Pada umumnya semua perlakuan dan acara dalam hidup ini perlu mempunyai etika untuk dipegang sebagai perkara dasar dalam gerakan kita. Selari dengan itu etika untuk berdebat dan berdialog perlu diketahui dan dipatuhi supaya tidak terjadi perselisihan dalam menyelesaikan masalah yang ada. Etika ini perlu kita hormati agar kita dapat menghormati orang yang kita lawan bicara dan khalayak ramai yang ada. Tidak kurang pentingnya kita perlu mematuhi etika ini agar orang lain akan menghormati kita sebagai insan yang profesional, sabar dan rasional.

LURUSKAN NIAT; MENCARI KEREDHAAN ALLAH DAN MEMBELA KEBENARAN.

Inilah adab pertama yang mesti dipegang dalam diskusi dan dialog yang kita lakukan kerana mencari redha Allah dan mendapatkan kebenaran. Perdebatan bukan untuk mencari kemenangan atau ingin dipuji oleh manusia. Hendaklah kita patri dalam lubuk hati bahawa perdebatan atau dialog adalah menyampaikan kebenaran kepada lawan bicara kita dan khalayak yang ada. Mencari dan membela kebenaran serta membasmi segala kebathilan.

JUJUR DAN JAUHI KEDUSTAAN
Jujur adalah akhlak yang mulia. Hujah yang kita lontarkan mestilah benar-benar nyata dan ada kesahihannya. Apabila kedua belah pihak yang berdialog berpegang dengan landasan yang kuat, maka dialognya akan lebih membuahkan hasil yang diharapkan. Sebaliknya apabila kita berdialog tanpa fakta dan ilmu, tidak menguasai isu pokok yang diperselisihkan, bukan mustahil kebenaran akan dikalahkan oleh kebatilan, karena lemahnya orang yang menyampaikan kebenaran tersebut.

BERDEBAT PADA PERMASALAN YANG BERMANFAAT
Hendaklah debat yang kita lakukan pada permasalahan yang penting dan mendesak, bukan pada masalah yang tidak bermanfaat. Sebagai contoh berdebat tentang apakah yang lebih dahulu diciptakan, telur atau ayam? Semua ini harus ditinggalkan karena tidak membawa manfaat.

MENAHAN DIRI DARI BEREMOSI
Perkara ini sering diabaikan oleh orang yang berdialog. Bahkan pada umumnya kedua belah pihak saling beremosi, baik yang membawa panji kebenaran mahupun pihak yang satu lagi. Yang benar, hendaklah menampakkan nada kelembutan dalam berdebat. Menggunakan kalimat yang baik sepanjang debat. Seperti memanggil lawan bicara dengan panggilan yang sopan.

TAMPAKKAN RASA CINTA DAN PERSAUDARAAN SEBELUM, KETIKA DAN SETELAH BERDEBAT.LEMBUT DAN SABAR DALAM DIALOG
Hal ini perlu diperhatikan. Hendaklah kedua pihak yang berdebat saling berlaku lembut dan sabar dalam berdialog. Tidak tergesa-gesa dalam menyanggah, hingga menjawab tanpa akal dan beremosi belaka. Perlu sedia mendengar pandangan dan luahan bicara orang yang kita lawan bicara. Sedia mendengar hujah lawan bicara atau dialog dengan sabar dan tenang. Jauhi meninggi dan melantangkan suara. Akhiri debat dengan kemesraan dan semangat persaudaran

KEMBALI KEPADA KEBENARAN.AKHIRI DEBAT APABILA LAWAN BICARA TERUS BERKERAS.
Mengalah dan berundurlah dari arena debat apabila lawan bicara terus berkeras kepala. Berundur bukan bererti kalah. Jika berlanjutan debat yang sebegini akan membawa permusuhan, rasa benci, marah, emosi yang tidak terkendali. Hingga tujuan asal debat atau dialog akan menyempang dan tidak tercapai. Disinilah perlunya pandangan yang tajam dalam menilai lawan bicara. Apabila kita teruskan debat tidak ada manfaatnya, segara tamatkan pembicaraan dan beri nasihat tentang tujuan asal dialog.

Inilah adab berdialog yang harus diketahui sebelum seseorang mencari kebenaran melalui jalan perdebatan atau dialog.

Tiada ulasan: